Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Welder test di tempat training, tempat biasa untuk training para welder

Gambar
Saya diberi kesempatan untuk mejaga welder test di luar Perusahaan. Saya tentu terima, tanpa ada protes sedikit pun, toh pekerjaannya sama; statusnya sama, tak masalah. Ini hanya berbeda tempat saja. Saya pun handover dari QC sebelumnya, yang lebih-lebih, sebelumnya QC itu pernah saya anjuran sebagaimana saya terapkan di welder school Perusahaan, yakni cek root. Cek root itu adalah cara kami menyeleksi welder; mana welder yang berpengalaman dan mana welder yang kurang jauh berpengalaman. Secara teknis lapangan saya tidak masalah, namun karena disini peraturan lebih tertata, saya jadi belajar banyak hal, titik pointnya adalah kelangsungan visual dan kirim kabar ke berbagai tempat, pembuatan report. Ini hal yang menarik. Pembuatan report, jadi dari hari ke hari saya membuat report. Itulah tambahan job saya di sini. Di welding school, saya sudah sibuk, tepatnya menyibukkan diri untuk sering berkeliling kepada para welder; disini, selain report saya pun masih bersikap yang sama sebagai

Bekerja di Tempat Baru

  Kami masih membutuhkan banyak welder, kami berusaha mereckrut banyak anggota. Kami mempunyai jadwal yang padat untuk seleksi anggota baru. Begini ceritanya: Semenjak saya menerapkan timer 3 hour untuk test—sejak itu, mulai menjadi issue buat welding Engginer, dan tentunya banyak pihak yang lain yang mengetahui (mendengar desas-desus kabaru timer yang saya tetapkan). Alasan saya menetapkan waktu adalah satu, para anggota baru (calon welder) terlalu bersantai untuk test. Saya melihat mereka tidak seserius itu untuk melakukan test. Serius dalam artian tidak bersungguh-sugguh menghargai waktu, padahal mereka test. Saya banyak melihat orang-orang test itu suka sekali istirahat, yakni merokok, dikit-dikit merokok, saya sebal, saya gondok. Batinnya berkata, “test kok malah bersantai merokok.” Selain itu, karena waktu tidak dibatasi mereka membuat celah dan ada celah untuk dibantu orang lain, saya menolak keras hal itu. Saya menolak keras adanya ceating atau joki, test. Dengan menerapk

Inspector di Welding Schooll

Gambar
Dikabarkan untuk sementara dari lokasi yang berbeda, katanya, inspector yang baru, belum satu bulan ini menjaga, besok mau kembali ke lapangan, tidak menjaga welding schooll. Setelah pulang, saya meyempatkan untuk menjenguk lokasi test di luar. saya mendatangi tempat tersebut. saya meminjam helm dan Cek welder test hari ini, tentu sambil mengambil foto orang-orang test. sebelum itu, saya mendatangi fasilitinya, orang-orang yang ada, awalnya saya permisi--itu terjadi karena saya menelpon pengaja test, eh gak diangkat-- lalu tanya-tanya, barulah saya cek, dan ditemani oleh mandor mereka. ke ruangan test. "ini kenapa?" tanyaku. Batinku-- wih kayaknya saya mulai ketulan class benar. mulai gaya jalan, gaya cek. "Kenapa dilanjutkan?" tanyaku pada petugas, karena disana sudah tertera root fail. "Tidak bisa." "mana hasilnya?" tanyaku. "Belum ada yang selesai, itu fail yang selesai," katanya. saya lihat-lihat yang di meja. hmm... qc disini lumay

Welder Ninja

 Saya baru menyadari istilah ini. Welder ninja, yakni julukan seorang welder yang aktualnya tidak masuk dalam qualifikasi sebagai welder tapi ia bekerja sebagai welder. Ia bekerja tidak mempunyai izin dari project. Ia  bekerja tidak sah, illegal. Ia bekerja pada siang dan malam hari. Akan tetapi ia lebih banyak bekerja di malam hari—ia menyadari bahwa di malam hari tidak ada pemeriksaan dari pihak Quality Control yang mengecek para welder. Sayangnya, kalau di report, nama mereka tentu saja tidak digunakan, yang digunakan adalah mereka yang mempunyai Qualifikasi. Hingga kemudian, kalau banyak repair, bukan yang actual yang kena saksi, melainkan orang lain sebagai pemilik nama. pada sisi yang lain, orang-orang yang membuat document berusaha meracik nama-nama itu—suatu nama yang itu bisa jadi tidak actual. Sebagai seorang QC ini dianjurkan membuat Matrix book sebagai panduan kepada siapa saja untuk melihat status barang-barang tersebut: seperti penyebutan nomer drawing, nomer joint, nama

Apa yang saya dapatkan sejauh ini selama di welding scholl?

 Pertama, bola mata saya semakin paham mana yang defect dan mana yang bukan. Defect bagi saya sudah menjadi kebiasaan. Saya mencermati, paling banter incomplete penetration pada root dan underfill pada capingan weldingan. Setiap pagi saya selalu memberi intruksi point-point yang saya sampaikan kepada para peserta, minim secara teknikal melainkan pada aturan saat pengerjaan dan memberi kisi-kisi seperti ini: root makimal pada 2 mm dan capingan maksimal 3 mm, full weld, run off weldingan, dan saya menolak adanya cheating. Kedua, saya semakin hari semakin sibuk di welding school karena Perusahaan memerlukan banyak welder. Kesibukan di welding school pagi-pagi ialah brefing sejenak, mengingat aturan. Kedua, cek root mana yang sudah dan mana yang belum. Kesibukan yang lain adalah control orang-orang welding. Saya belum begitu mengamati perihal mesin dan laju mesin serta timer mereka; ini tentu kekurangannya. Sejauh ini mengamati masih secara teknikal mereka test dalam kondisi yang bersih

Kesibukan Di Welding school and Terabaikan Project Lapangan

Gambar
  Saya semakin sibuk di welding scholl. Hal itu terjadi karena pola berpikirnya seperti ini: Karena kualiti di lapangan semakin buruk, disaat itulah aturan untuk memasukkan welder diperketat. Karena aturan meloloskan welder diperketat, disaat itulah pekerjaan atau produksi semakin lambat. Karena produksi semakin melambat, disaat itulah perusahaan berusaha menambahkan anggota welder. Tepat disaat itulah saya semakin sibuk di welding school, mengamati dan sekaligus menjadi pengawas orang-orang yang test welder. Alasan saya sibuk di weldings school disebabkan oleh: Semakin banyak yang test, semakin banyak yang perlu divisual. Semakin ketat class meloloskan welder, semakin teliti saya memberi visual. Saya visual tidak langsung mengatakan lolos, perlu diukur dan dideteksi defect-defectnya. Semakin aturan itu ketat, seleksi semakin ketat, karena kualitas di lapangan nilainya buruk –saya tidak tahu bagaimana perbandingan pada project yang lain kecuali disini; untuk sesuatu y

Mulai semangat lagi Belajar untuk lebih baik

Gambar
Sejak saya tidak bisa menandatangi dokument, sejak itulah saya ingin segera menuntaskan syarat sah untuk bisa mendatangi dokument. Syaratnya belajar. Saya memang tidak mengakui bahwa saya masih point o, karena sebelum mengakui, saya sudah mendengar sentimen-sentimen perihal point o; terkesan direndahkan dan disorot. Siapa yang menyorot? tentu teman sekontainer saya juga, tidak semua, tapi mula-mula begitu--saya enggan merasakan sorotan itu ke saya. oke pada satu sisi saya sudah disorot, mungkin pada sisi lain, saya enggan disorot, apalagi soal status point. tidak enak sekali mendengarnya. Teman saya, sebenarnya bukan teman-teman amat, karena sering lewat dan berpapas, kebetulan warna baju sama, jadilah tau. saya mendengar kisahnya menurut teman, bahwa ia baru saja menyelesaikan point 1 nya. dia menjadi sorotan yang lain karena point ilegalnya. teman saya dari mana? tentu saja dari teman yang lain. pada kesempatan yang lain, di kontainer, saya mendengar letupan teman juga yang kesannya

Welding Schooll dan Actual Ilmu Pengetahuan dari Welding Inspector

Gambar
  PROLOG Saya tidak memilih ditempatkan dibagian mana saya akan bekerja. Saya mengikuti perintah yang diperintahkan. Kesana oke, kesini oke. Akhirnya saya benar-benar merasakan betapa saya mendapatkan pengetahuan yang banyak ketika saya stand-by di welding school. Pada mulanya, welder test terkesan dianggap biasa saja, saya meniru gaya awal orang sebelum saya, yang mana orang yang menjaga bisa merangkap dengan pekerjaan lainnya. Hasilnya, saya mengikuti gayanya. Dan saya menyadari alasan kenapa orang sebelum saya bersikap seperti itu. Saya mengerti pola itu, yakni suatu sikap yang pada akhirnya membuat ia seperti itu—entah mulai dari pihak atasan inspector atau dari pihak penyelenggara welding school. Sehingga ia bisa menuju ke yard lain untuk mengerjakan yang lain. Minimalnya, saya mengerti alasan itu. hari-hari dimana saya bekerja berinteraksi dengan test welder Suatu ketika, ketika ada meeting dengan atasan—saya waktu itu belum benar-benar mengerti perihal sesuatu yang terjadi s

Perihal RFI

Reqest For Inspection (RFI) Node: Sebelumnya, RFI for client dikabarkan setelah release.. Kemarin, saya ditanyakan tntang RFI oleh client ** Saya menyadari, bahwa proses kmrn tidak tepat. Yakni setelah release barulah memberi NOI untuk client. Harusnya? Setelah QC yard dapat IRN, barulah diteruskan ke client, untuk visual. Setelah visual oke, dari QC Yard dan Clien. barulah undang UT man.  Prosesss ini yang sering diabaikan. Actual seringnya: Setelah production req visual, setelah visual. Langsung req ut. Sedikit2 yang mereka kerjakan. Barulah kemudian cek visual lagi. Alasannya, karena biasanya dapat koment dari UT. Tapi ya tidak semuanya begitu, kadangkala Client dapat NOi: tandanya sudah dimarker merah.