Solid Marker Yellow dan Karakter Orang2nya

 Kami banyak bekerja menggunakan solid marker warna kuning, itulah QC. Kami QC pada satu project. Saya akan bercerita tentang orang-orang QC yang mengikuti project tersebut, mereka adalah tim. saya akan semaksimal mungkin menceritakan individu demi individu yang terlibat di dalamnya...

hmm... sebaiknya saya akan memulai dari Manager QC-- secara faktual manager QC tidak begitu terlibat secara individu pada qc lapangan, wajar saja; keterlibatan dia pada Assisten, manager project, dan leader QC, sehingga perlu di Skip (apakah kurang penting perannya? bukan begitu, cara menilainya susah, karena saya sendiri tidak begitu terlibat komunikasi dengannya; tentu saja yang komunikasi adalah bagian-bagian dibawahnya. tepatnya, bukan setara untuk dibicarakan). Bagaimana yang lain? atasan-atasan QC ini: secara umum saja disebutkan, bahwa mereka tidak meledak-ledak dalam berkata-kata, dalam perintah, berpikir tenang, namun secara umum berkarakter yang: ehmm sedikit bicara, banyak wibawa dan berkharisma. apa tanda utama berwibawa da berkharisma? minim becanda, minim bertukar kata lebih kecuali kerja. saya pikir begitulah karakternya. sehingga kesannya, yang diobrolkan adalah perkara perihal kerja. apakah hal itu baik buat kami (anggota QC lapangan)? baik juga, sebab banyaknya kami komunikasinya pada leader QC.  secara umum, karakter atasan-atasan ini berwibawa, minimalnya semua seakan berkata: jangan sangkal perintah saya, turuti saja. Tepatnya, saat leader QC menyuruh. Kami pun sepakat berkata, "Oke." Karena pada sisi yang lain, QC lead yang menyeleksi anggota-anggotanya: apakah kira-kira anggota itu cocok untuknya? cocok untuk bekerja sama? 

lalu bagaimana secara umum, tim kami menilai Lead QC? Menjadi Payung, Enak dan berwibawa, itu. (Hampir sama dengan atasan-atasan yang lain kan? tak ada kebetulan, haha kebetulan menemukan cyrcle yang serupa: saya pikir atasan-atasan QC hampir mempunyai karakter yang sama, berwibawa dan berkarisma: tentu saja ada beda-beda dikitlah, namanya juga manusia, tak ada yang sama persis, mirip iya, tapi kecenderungan sama: berwibawa dan berkarisma. Itu secara karakter). 


Tim 28

Okelah kita mulai membicarakan QC lapangan, hasil dari seleksi Lead QC. 

pada project kami, terbagi menjadi 4 tim secara garis besar. dalam 4 tim, terdiri dari berbagai orang. tim pertama project no 1, no 2, no 26 dan 28. nah tim no `1 ada 3 orang. lalu, tim no 2 juga dua orang, dan tim 26 juga dua orang, sedangkan tim 28, ada 4 orang. mari dimulai dari tim 28:

Tim 28

tim 28 adalah tim dengan bentukan terakhir. awalnya tim 28 ada dua, yakni Pak Ali dan Pak Sihar. kemudian pak sihar keluar, barulah saya masuk menggantikan pak sihar. tak lama saya menggantikan pak sihar, eh saya semakin hari semakin sibuk di welding scholl, alasannya karena saya menunggu class akan datang. infonya begitu. eh kemudian, ketika claas datang, ia meminta agar qc standby mengawasi orang-orang test; karena terkadang jadwalnya tidak tepat, mengejutkan. sehingga saya lebih fokus di welding school dibading bekerja di lapangan. wal hasil, pak lubis sering saya tinggalkan. kalau lenggang, tentu saja saya akan kembali lagi mengikuti pak lubis. saya mengikuti pak lubis laksana orang yang lengket kayak perangko. penjagaan detail demi detail adalah saat pak lubis saya ikuti; saya semakin turut mematuhi sesuaatu sesuai standar --hasilnya, di 28 hasil weldingan banyak bagusnya dibanding yang lain--  wajar, orang baru selalu mempunyai semangat baru. saya berikan komentar-komentar yang banyak pada weldingan, karena pada sisi yang lain, saya terus menerus memberikan visual untuk orang-orang test.

pelajaran pertama dari menjaga welding test adalah menjaga kualitas weldingan secara perfect. sehingga hal itu sangat berpengaruh saat saya di lapangan. selain menjaga weldingan, tentu saja menjaga orang-orang yang welding. saya terbiasa dengan itu, dan juga tentang prosess orang-orang welding. 

kembali lagi ke pak lubis. saya ikuti terus pak lubis. karakter utama pak lubis adalah tnang dan gak banyak koment. gak galak dan banyak toleransi. orang yang gampangan dan tidak mudah marah. orang yang tidak begitu banyak cakap. ndilalah juga, mendapatkan QC subcont yang respek kepada pak lubis. selain itu, sama-sama respek pada pak lubis. intinya, mudah berkomunikasi. dibanding yang lain, tim QC baik komunikasi. itu nilai terpenting. karena pada sisi yang lain, qc-qc di 28, subconnya itu mudah-mudah dan pak lubis itu lebih tua dari mereka. saya tidak banyak koment kecuali mengikuti pak lubis, tidka banyak koment karena belum banyak tahu yang dikoment kecuali sekedar visual. visual doang, tidak tentang prosesnya, weldernya, atau drawingnya.. visual pun belum mengelupas benar. intinya setiap langkah adalah pengupayaan untuk memahami apa-apa yang terjadi. agak lembat memang untuk memahami dan ces pleng memahami. tapi pada sisi yang lain, saya harus kembali ke welding school. jadi waktu awal, saya sering bolak-balik ke welding school dan yard. tujuan ke yard tentu saja mendapatkan ilmu yang banyak dari pak lubis, ealah ternyata pak lubis diam dan diam dan slow dan slow; untungnya ia menerima dengan lapang dan berbesar hati, setiap apa yang ia perintah, saya ikuti, itu saja. selain itu, tentu saja ia sabar. 

dari melekatnya saya sama pak lubis. nah disaat itu juga si waldi ikut-ikutan. si waldi yang dulu, setau saya, awalnya, ia pendiam dan tidak ngobrol pada yang lain.. saya rasa tim kami sebelumnya tidak seceria itu juga, banyak diamnya, semuanya. jadi, ketika saya awal masuk, saya di diamkan, minim ditanya-tanya. karena memang dari semuanya, banyak yang belum terbuka satu sama lain. begitu juga si waldi. 

si waldi itu, hari-hari setau saya ia lebih memilih berada di NDT, entah apa yang dikerjakan di sana; ia berada di NDT dan pakaiannya selalu bersih. tak ada keringat. bajunya klimis. hampir tak pernah terkena sengatan matahari. bajunya wangi, itulah waldi. 

dan karena ia selalu berada di tempat NDT, ia ikut-ikutan pada orang NDT. sayangnya, hanya ikut untuk 28, tidak ditempat yang lain. tepatnya, ia ikut pak lubis juga. hahaha ia mungkin bertanya-tanya ada apa dengan Pak Lubis? tak masalah, saya pun sering jarang tak tinggal. tepatnya, saat saya ditugasi untuk menjaga detail di selter, eh karena waldi banyak lenggang dan sering di 28, tepatnya ikut pak lubis juga. jadilah ia kerap saya minta tolong untuk menjaga selter, tentu saja ia senang, karena sejauh ini ia terkesan asing bagi tim. ikut tim iya, tapi ya tak ada yang akrab. kegiatan waldi di pagi hari adalah scroll hape dan rambut yang klimis dan diam. diam. diam. diam. itulah waldi. waldi pun tak ikut-ikutan di 02, mungkin resah dengan Pak Nikson. Tepatnya menyendirilah si waldi, awalnya.

Sejak kenal pak lubis dan saya yang mengekor pak lubis, jadilah si waldi ekor yang kedua kepada pak lubis, haha... pak lubis punya 2 ekor. harusnya sih ia bisa mengekor pada pak nikson atau si anang atau pak tarom; dan menurut analisis saya, tentu saja tidak bisa mengekor mereka, memang harus diajari oleh pak lubis yang tipikalnya pendiam dan gak protes yang marah; protes yang slow. 

Pak Lubis tertawa ketika ia tidak bisa buat simbol welding. hahaha padahal kemarin pak lubis baru mengajari saya, hahaha eh sekarang giliran si waldi. haha kok bisa? karena waldi ikut pak lubis. karena ia pun belum mempunyai pekerjaan yang urgent. pekerjaan yang ditangani oleh dirinya sendiri. 

tentu saja, ketika waldi mulai ikut pak lubis, secara otomatis dicatat diam-diam ikut tim 28. terlebih lagi, semakin hari saya semakin sibuk di welding school, jadi yang ngurus selter antara pak lubis dan waldi. kenapa waldi? karena ia yang lenggang. jadi si waldi bisa mereleasekan material, sementara saya, kalau menunggu class, tentu saja harus stand-by, kalau release harus menunggu waktu; yang ndtlah, yang mengundang clientlah, itu membutuhkan waktu. oke, komandan kami adalah pak lubis.  tim 28 ketambahan personil bayangan, si waldi. 

kami bertiga ngobrollah tiap harinya. maklum, tempat duduk berjejeran. kami pun saling pengertian. saling pengertian perihal pekerjaan. saling mendukung. saya pun kerap mengajak waldi untuk visual. saya pun kerap mengajak waldi untuk menjaga selter. kenapa? karena saya tau di banyak lenggangnya. saya visual sudah bisa, tapi ya tidak seperti sekarang, tapi saya tau persis kalau Waldi lenggang. jadilah kami tim 28. si waldi kerap memanggil saya, saya kerap memanggil waldi, tentu saja pak lubis. 

Sejak saat itulah si waldi mulai berbicara, mulai berkata, minimal memanggil dua nama: saya dan pak lubis. karena kebetulan tim kami, semua, awalnya diam-diam, mendadak menjadi agak rame, karena kami satu tim ada 3 orang. si waldi berbicara saya untuk mengonfirmasi pekerjaan, khususnya di selter. "gimana disana?" ayok, jawab saya.  "Gimana pak lubis?" tanya saya. ayok. atau pak lubis yang berkata, sana visual? maka kami visual. sebab yang paling dekat dengan QC subcont pak lubis. selain itu, yang ditanyakan leader adalah Pak Lubis. Jadilah kami berdua buntut Pak Lubis. Karena kebetulan yang lain saya mulai sibuk di welding school, akhirnya Pak Lubis juga yang kontrol detail di selter, pak lubislah ketua tim 28. karena pada sisi yang lain, saya juga belum paham seperti sekarang ini. jadilah segalanya dikontrol pak lubis. pak lubis dan waldi juga yang ikut. begitulah cerita si waldi yang awalnya pendiam kini mulai memanggil dua nama: saya dan Pak Lubis. sejak saat itulah si waldi mulai menampakan dirinya, yang tidak full pendiam.

Kejadian semakin rame ketika kami mulai update dialy proggress.. sayalah yang tukang input data. sementara itu, saya pun semakin sibuk di welding school, nah pada saat itu, bantuan pun datang dari project sebelah, pak muhtadi masuk ke tim 28. jadilah ketambahan personil tim 28. Si waldi pun masih mengekor pak lubis, tentu saja ada pekerjaan ia di chamber, tapi lebih banyak lenggangnya; saat lenggang kembalilah ia ke pak lubis, ke 28. ramelah tim 28. pekerjaan yang dulunya saya kerjakaan kini ditunggu oleh pak muhtadi, jadilah saya bisa semakin fokus pada welding schooll, karena perlahan-lahan welding schooll mulai menemukan masalah demi masalah dan saya harus mencari solusinya. 

dari pagi sampai sore saya sibuk di welding sore; dan sore saya harus input data. karena input data, saya harus bertanya kepada pak lubis dan pak muhtadi. saya harus benar-benar bertanya bagaimana-bagaimananya kepada mereka berdua; beberapa kali gak fik datanya. perlu direvisi, tentu saja, karena data dari lapangan kurang valid, jadi saya semacam "menekan" pada pak lubis dan pak muhtadi perihal data lapangan; yang mana sudah di welding, cleaning, yang sudah di ndt, dan repair serta accept. data-data itu awalnya kami kesusahan, karena mereka belum terbiasa, karena ini hal baru; selain itu, saya juga belum benar-benar mengerti; harusnya sih mudah, tapi faktanya tidak semudah itu, karena ini masih baru buat kami. kami semua. dan hal itu dilakukan berhari-hari. dan sejak saat ini, mulailah di buat grub serba-serbi QC. haha sebelumnya, tak ada. sebelumnya, banyak diamnya.

semakin hari, waldi dipindah tugaskan ke tempat yang lain, dan kalau sudah kelar di sana, ia bakal kembali ke 28, begitu juga dengan saya, kalau sudah selesai di welding school bakal kembali ke 28. tim 28 rame. tapi ya itu, ditinggal-tinggal. kata teman-teman, "tim yang lintas workshop." haha saya tinggal ke welding school, sementara waldi ke tempat lain. hahaha

ketika saya semakin sibuk di welding school, waldi di tempat lain, dan pak muhtadi di selter, sementara itu tingkat 1 mulai dikerjakan, kami butuh bantuan tim, selain itu, pekerjaan di lokasi X sudah selesai, maka datanglah anggota baru: si Randu. randu datang dengan komputer dan drawing-drawingnya, ia pun langsung masuk untuk 28. semakin ramelah tim 28. tapi ya itu... lintas-lintas. Randu orangnya ikut-ikutan, ya ya, ho ho, enggak enggak, secara umum juga pendiam tidak banyak bicara atau protes, dan tetap saja komandan tim 28 adalah pak lubis. Randu orangnya gimana? enakan. 

Kemudian saya pindah ke tempat lain (masih sama menjaga test juga), pak muhtadi dipindahkan ke welding school sebagai gantiku, dan waldi semakin sibuk dengan urusan tempat lain dan colomnnya, maka ditinggallah Pak Lubis. tinggallah Pak Lubis dan Randu untuk tim 28. pak muhtadi juga membantu yang ada di lokasi dekat dengan lokasi welding school, workshop, tapi tidak fokus pada tim 28, melainkan pada welding scholl. dan yang terbaru, adalah si teguh--dia satu tim tapi ya itu, belum menyatu dengan kami. dia belum masuk grub cekakakan kami, begitu juga Pak Muhtadi.

Mari bicara karakter tim 28 secara singkat. siapakah yang paling galak di tim 28? sepertinya saya dan waldi. hahaha keduanya berorientasi untuk bersuara. terlebih lagi, saya terpengaruh oleh gaya class. bagaimana tidak? hampir hari demi hari sayalah yang paling intens dengan class, tentu cara pandang saya meniru gaya class.. galak adalah cara menyikapi suatu pekerjaan. pak lubis dan pak muhtadi dan randu terlibang slow dan banyak toleransi; dingin dan banyak pasrahnya.

Tidak komplit tapi ini sering bersama; jarang sekali randu ikut makan-makan. ndilalah-ndilah saja.


Tim 02

Berisi Reki dan Pak tarom. Sejak saya tau memang berdua itu, saya pun gak pernah terlibat perihal perkejaan mereka. fokus pada pekerjaan saya sendiri. setau saya, ketuanya ya pak tarom. si reki adalah orang yang disuruh-suruh pak tarom untuk pelaksanaan lapangan: begini-begitu, input data ini data itu dan lain sebagainya. secara keakraban, keduanya tidak begitu bercakap-cakap, karena memang pak tarom tidak banyak bicara juga. yang ada, si rekilah yang ngajak QC subcon untuk bercakap-cakap. karena dilalah sepantaran dengan reki. jadi mereka berdua jarang ngobrol kepribadian kecuali perihal kerja; karena pada sisi yang lain, saya pikir tidak cocok pada sisi lainnya dan cocok pada pekerjaan, its okey. pola kerjanya begitu, yang memberi komando adalah pak tarom, dan kerap yang menjadi juru bicara reki--atau memang ia berusaha untuk berbicara dan menampakan diri, its oke, pak tarom akan mengoreksi kalau salah--; selain itu, tugas pak tarom mereview drawing, jadi bakal banyak waktu berhadapan dengan drawing, mengoreksi drawing jadi menyuruh reki mengeksekusi lapangan, tentu saja pak tarom ke lapangan juga. 

secara karater, si reki ingin terlihat menonjol dan diandalkan, its okeylah: kami yang lain juga gak masalah dengan itu. setiap kita mempunyai karakter yang berbeda. malah kadang, dengan itu, si reki dijadikan alat untuk kepentingan makan-makan dari client. idenya dari pak nikson biasanya: yakni tanduk. "Reki, ajalah makan-makan..." nanti si reki menyampaikan kepada pihak yang lain. soal tempat, kadang ia ragu mengambil keputusan, lalu bertanyalah pada waldi, lalu waldi meminta persetujuan  (witnes) sama saya. saya pun tinggal jawab: oke.

sementara pak tarom, tidak banyak bicara, menerima dan pasrah slow dan its okelah. dan dari pak tarom inilah saya diwariskan untuk menjaga welding scholl. dan pernah sesekali saya duduk disebelah pak tarom yang lagi asik ngeriview drawing, ia berucap lirih mengeja angka dan huruf, tujuannya mencocokan angka dan huruf: memastikan apakah benar dan salah. secara umum, orangnya enakan, minim marah, tipis persentase untuk marah.

Tim 01

pak nikson yang sering ke lapangan, pak getra sibuk di data, begitulah mereka. pak nikson yang kerap mblegar suaranya dan pak getra yang lirih suaranya. begitulah pasangan, saling melengkapi. Pak Nikson rajin ke lapangan dan dominan, pak getra ke lapangan juga, tapi cenderung ke data; hampir seluruh data diserahkan pak getra. Pak Nikson inilah yang kerap mengeluarkan ide-ide untuk makan-makan atau epok-epok, yang disampaikan ke Reki. si rekilah tim huhahanya... pak getra, ikut-ikut saja.

dan dari pak nikson inilah saya banyak belajar perihal penjagaan welder test, ia pernah. saya meniru gaya dia, sebenarnya saya bercerita ke semuanya, tapi yang paling merespon adalah pak nikson, karena ia pernah menjaga test. yang lain belum pernah.

yang lain, kadang kepengin, sesekali pernah saya tanyakan dan saya suruh untuk visual: eh kok sebentar saja. pernah si reki dan si randu mengunjungi welding school: oke.. saya suruh mereka untuk visual. awalnya coret saja: acc. secepat itu, sebelum melanjutkan ke yang lain, saya tahan dulu, saya tanyakan: "mengapa di acc?" tentu saya mengharap jawaban yang objectif, bukan sekedar coret: sudahkah diperiksa rootnya? sudahkah dicet exessnya? sudahkah dicek benar-benar? tapi ya sekali saja mereka datang.

kembali ke tim 01. secara umum, pak nikson tidak banyak bicara, tapi ya tentu saja bukan dikatakan pendiam, yang pendiam adalah pak getra. tapi jangan salah, untuk kualiti pak getra teliti, walau lambat, tapi teliti, secara teoritis bagus pak getra, kadang kalau soal tempat makan, reki bingung tempat, maka diserahkan pada pak getra lokasinya.



Tim 26

anang dan pak teguh, siapakah yang paling mendominasi? hemm agak seimbang perbandingannya. begini: secara lapangan pak teguh yang mendominasi, karna anang sibuk mengonfirmasi kroscek NDT, karena ia pernah di NDT lama. jadi anang mempunyai tugas yang spesial lain, yakni NDT. Secara karakter, ananglah yang lebih rame, pak teguh yang lebih banyak pendiam. epok-epok itulah pendiirnya si anang. itupun terjadi, sejak waldi mencairkan suasana, suasanya lewat saya dan pak lubis. Bagaimana dengan pak teguh? pak teguh orangnya enakan dan rajin ibadah. nah yang paling rajin ibadah diantara kami adalah pak teguh dan pak lubis. hanya saja, pak lubis gak mau dan gak pernah jadi imam, pak teguh seringlah jadi imam solat.  bagaimana dengan anang? anang sibuk bekerja, sibuk ngurus ndt cross cek dan loyal dalam bekerja. 

hmmm... saya pikir kita semua giat bekerja, tidak mengeluh dalam pekerjaan, tidak protes terhadap apa yang sedang dikerjakan; bercerita capek wajar. 

Oke... mari menganalisis siapa-siapakah relasi orang-orang itu dalam bekerja dan yang disebut dekat.

Pertama, pak tarom, lebih dekat dengan leader QC, termasuk assisten Leader, semua anggota menyadari itu dan tidak merasa ada yang iri bahwa memanglah ia assisten leader. Speasialis pak tarom: Review drawing dan tangan kanan Leader QC.

Kedua, Anang, lebih dekat dengan Assisten Manager dan manager project india, hari-hari terhubung dengannya. Seluruh tim segan dengan atasan, tapi anang terbiasa dengan atasan, karena hari-hari dicari sama atasan. Spesialisnya: Review Cross Cek NDT.

Ketiga, Reki, komunikasi dengan Client--walau pun yang lain sama-sama komunikasi, tapi kami menyadari ia mau melakukan itu. mungkin kami menyadari, ia tertarik untuk belajar menjadi client. kami juga terbiasa mendengar ia berusaha mengambil 3.2. walau mungkin, kami menyadari bahwa ia terlalu terburu-buru untuk mengambil itu. tapi ya tak apa. kami menyadari ia artis kami pada sisi yang lain. Pak Getra tidak berkomentar perihal itu, walau ia kerap bercerita tentang itu; bercerita kepada siapa? Kepada anggota QC subcont. si reki kerap berceramah di kontainer kepada para QC subcont. haha kami mendengar itu, ya udahlah, gak papa kok; "tapi ya iuran juga kalau makan epok2, reki," tegur anang, karena QC subcont banyak makan epok-epok. haha Spesialisnya: tampan. hehe

Keempat, Getra, tak ada relasi. Spesialis: Data dan Report. semua orang menyadari itu, data-data terbaik datang dari pak getra, teliti, rapi, dan bahkan tempat kerjanya rapi. semua memuji padanya. 

Kelima, Waldi, lebih dekat dengan Ameng. tepatnya, Waldilah yang interaksi dengan ameng, dengan berhadap-hadapan dengan ameng. minimal interaksi dengan ameng. walau tidak dekat-dekat amat, tapi komentar-komentarnya atau penyangkalanya sering terhubungan dengan ameng. Spesialisnya: hhmmm apa ya? kayaknya ia tidak mendapat pekerjaan yang spesialis.

Saya, lebih dekat dengan Class. orang yang mengoreksi kualitas QC. orang yang sering ditakuti oleh QC. saya dekat dengannya, walau kenyataannya, kami pun minim berdialog atau ngobrol kecuali kerja. kerjanya pada hasil test welder. polanya, ia datang, saya berikan coupon yang acc, lalu ia meriew,  berkata ini-itu, tandatangan, pulang. Spesialis saya: Welder Test. apa itu spesialnya? saya lebih banyak kembali ke teori dasar2 welding, aturan-aturan welding; kesempurnaan welding, dan wps. menyampaikan aturan, menegur Welder, menyapa welder, mengawasi welder. efeknya: kalau ke lapangan, saya seperti di welding schooll: ini pakai wps apa? ini matrik boxnya? dan mana stampnya? julukan saya di container dan sekitarnya: Class..





--
Bagaimana Kami Bekerja Sama dan Relasi sesama QC lapangan?

Secara garis besar, sejauh ini, kami QC lapangan yang diawal project, sangat menikmati keakraban dan kompak, melengkapi satu sama lain. dua tambahan QC lapangan, itu tidak menyatu buat kami. menyatu dalam arti seperti ada batas diantara kami. bisa jadi karena mereka orang yang lama di perusahaan, bukan orang project yang sesungguhnya. bisa jadi secara karakter belum benar-benar menyatu, entahlah, kami pun tak ada pembicaraan agar dua qc tambahan itu masuk ke dalam grub. enggak tau kenapa, mungkin begini: kalau mereka masuk, mereka gak bisa mengikuti gaya kami, yang kadang-kadang agak sedikit lucu, agak sedikit humor, atau kadang-kadang bicara makanan; atau dikira kampungan atau apalah. jadi, sejauh ini, mereka tidak masuk grub serba-serbi kami. walau mereka sudah bergabung project kurang lebih 2 bulanan, tapi ya sampai sekarang gak masuk, kami pun tak jadi masalah. mungkin minggu2 belum begitu menyatu, mungkin bisa menyatu. alasan yang lain: karena mereka berbeda tempat duduk, pak muh ada di kontainer terpisah, teguh juga terpisah. walau begitu, tak masalah; toh kerjaan baik-baik saja.

Siapa yang paling meramaikan grub dan siapa yang terbiasa meramaikan grub? tiga orang ini: waldi, reki, dan anang. itulah yang meramaikan grub. entah inilah-itulah. saya komentar tentu saja sedikit, paling "oke" atau tertawa atau haha atau sekedar melihat, minim koment. karena pada sisi yang lain, saya mulai bersikap dingin, begitulah reki akhirnya mengakui juga bahwa saya "Class" haha "Sekarang tambah cool ya..." katanya. bagaimana tidak? si waldilah yang mempolerkan itu: alasan ia mengatakan begitu karena saya seribg berkata ini padanya dan juga pak lubis: "Saya tinggal dulu, Class datang."  

Keakraban kami itu, didukung dengan iuran jajan dan juga, makan bersama saat sabtu dan minggu. makan bersama, bayar masing-masing, itu uda biasa.

Apakah kami cocok satu sama lain? cocok untuk satu project itu. karakater demi karakter saling menguatkan satu sama lain. dalam tim ada yang tim huruhara, ada yang angker, ada yang tegas, ada yang ikut-ikutan, tidak ada yang merasa paling mengetahui walau tau siapa yang layak diikuti. polanya yang sering ikut2 saja tanpa membuat ide: pak getra, pak teguh, pak tarom, pak lubis, saya, randu. sementara yang kerap membuat rencana anang dan reki, pak nikson, waldi.

itu dulu, ini pun menurut analisis saya kepada teman-teman.

2023

 

 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kronologi EI & Piping Support

Preparation For Test Welder Qualified ke Luar Negeri