Proses Bolting Manual pada Pipa

Sesudah meeting pagi with supervisor and foreman, dua teknisi bolting diberi petunjuk lebih detail oleh foreman (kenapa dua? Teknisi bolting selalu bersama teman lainnya, kalau tidak dua ya tiga, melihat ukuran jenis pipanya dan barang yang akan dibawanya. Andai bolt (yang panjang) dan nutsnya (yang cincin) besar, manalah mungkin kuat dua orang, perlu anggota lebih banyak. Nah kenapa dua, karena minimal yang satu menahan agar nuts yang berlawanan tidak berputar, ini kalau manual, kalau yang hidrolik berbeda lagi ceritanya), dimana lokasi dan ditunjukan bolt dan nuts yang dibutuhkan. 

Perlu diketahui, bahwa tim bolting dan tim flange itu berbeda. Berbeda karena cara kerjanya, pada kesempatan lain akan saya urai: pada pointnya perbedaan yang menonjol tentang gasket yang terpasang diantara dua pipa. Maka tim flange bakal berkordinasi dengan rigger (alat untuk menggeser pipa) untuk menempelkan kedua flange sehingga bisa dipasang gasket. Karena pipanya tidak ringan, maka pergeseran itu melambat dan membutuhkan waktu, dan saat flange sudah rapat dan gasket sudah terpasang, tinggal giliran tim bolting untuk mengencangkan gasket; sebab tujuan dari pengencangan bolting adalah menekan gasket, itu pointnya. Untuk lebih detail, saya bahas dilain kesempatan.


Kembali ke pemasangan bolting.


Tim bolting membawa tools yang diperlukan, tentu dengan petunjuk drawing itu, juga menyakukan tabel-tabel (list) prosedure seperti presure torque (tekanan porsi), tabel perbandingan nilai dari newtonmeter meter ke bar (walau ada aplikasi dari smartphone, di lapangan, lebih mudah menggunakan list yang disediakan): tekanan kekencangannya itu ada ukurannya, itulah fungsi list tersebut, jadi tidak asal kencang saja, tidak, harus ada ukurannya, inilah kerja di perusahaan, hal itu pun sudah ditentukan oleh siapa? oleh yang merancang; siapa yang merancang? Desainner awal atau engineering.

Selain bolt dan nuts, alat yang utama wrench tourque atau kunci torsi. Seorang teknisi bolting tentu bisa menggunakan alat itu (kalau sekedar memutar, orang awam pun bisa. Tapi wrench tourque ini bukan kunci yang ukurannya otomatis, perlu disetel dulu kekuatannya. Kepalanya memang bisa masuk ke nuts, tapi guna utama alat wrench tourque adalah porsi kekuatannya. Nah penyetelannya itu, harus melihat list yang saya sebut diatas. Berapa prosedure yang diharapkan? Disitulah yang perlu disetel, disesuaikan dengan prosedur) dan bisa menyetelnya. 

Dan jangan sampai salah putar saat prosesnya: harusnya membuat kencang eh jadi mengendori putaran. rumus memutarkan itu: jika searah jarum jam itu mengencangi dan untuk mengendorkan kebalikannya putarannya (ini intermezzo bagi pemula, kalo sudah terbiasa akan hafal posisinya). Dan jangan lupa untuk mengarahkan jarum di ujung wrengnya, jika jarumnya menyorong ke kanan berarti tanda untuk membuat kencang, kalau ke kiri itu untuk mengendorkan.

Memulai pemasangan Bolt dan Nuts

Pasanglah bolt dan nuts, tentu menggunakan jari-jari, seperti umumnya orang ketika memasang bolt dan nuts, memasang dengan cara memutar juga boleh, dan apabila memasang dengan cara cris-cross (memasang yang itu saling berlawanan) itu lebih baik, setelah sudah terpasang, tinggal memasang dengan kekuatan 30 %, lalu 60 %, dan 100 % (aturan ini mengikuti prosedure. Biasanya akan diberi draft prosedure perihal flange management and bolting dari pihak office atau client). 

Dan umumnya, untuk mendapatkan nilai itu, seorang teknisi bolting akan mencarinya sebelum mereka berjalan ke lokasi, sehingga ketika sudah sampai di lokasi tinggal menyetel alat wrench tourque seperti yang telah dihitung, dengan begitu tak payah-payah membuka kalkulatur untuk menghitung, lebih dari itu, perihal efisien waktu. Seusai dikencangkan pakai tangan, kemudian dikencangkan dengan torsi 30 % yang diminta dan dengan cara cris-cross.


Cara Pengencangan


Cara cris-cross itu juga sudah disediakan dari client, bila pun prosedur tidak memberikan, maka di office departmen bolting akan dijumpai, metode cris-cross yang digunakan umum (bila umum, mengapa terkadang client memberikan juga? Begitulah dunia teknik, memberi itu untuk mengingatkan, selain itu tentang kepentingan prosedure agar yang mengerjakan mengikuti prosedure yang telah ditetapkan). Seusai 30 % dikerjakan, dilanjutkan dengan mengukur kerenggangan celah diantara flange, diiukur berbentuk lingkaran menjadi empat bagian, lalu proses tingkat kekecangan yang lebih tinggi (60 %) dimulai dari kerenggangan yang paling besar, dan masih juga menggunakan metode cris-cross. 

Jika ditanya, kenapa harus menggunakan metode cris-cross dan melalui pertahapan tingkat kekencangan? Jawabnya, supaya kerapatan seimbangan, tidak njomplang, dan kekecengannya sama rata.

Dan ketika proses pengencangan selesai, maka tinggal ditandai (tag), tujuannya, bahwa flange sudah dibolting, tinggal memberikan laporan tentang apa yang dikerjakan. 

Dan teknisi bolting, menjoint lagi di tempat yang berbeda dengan metode dan prosedure yang sama.


Nov 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kronologi EI & Piping Support

Solid Marker Yellow dan Karakter Orang2nya

Preparation For Test Welder Qualified ke Luar Negeri