Introduction NDT (non destructive test)

Ia mula-mula tidak mengerti apa itu teknisi Non Destructive test (NDT), namun karena hari-hari bekerja di fabrikasi maka ia mendengar istilah NDT. Ia memulai karirnya sebagai helper di perusahaan fabrikasi yang sekedarnya, kala itu ia masuk karena sudah lulus dari SMK dan perlu bekerja, tidak melanjutkan kuliah. 

Ia merantau mencari kerja dengan bekal ijazahnya, juga melalui dukungan saudaranya. Ia merantau tidak sendiri, tapi mengikuti jejak saudara-saudaranya, begitulah umumnya orang-orang merantau itu, mengikuti orang-orang yang sebelumnya merantau dulu. Dan orang yang merantau pertama, biasanya harus survive apa-adanya, bekerja sebisa-bisanya, tujuannya simpel, bisa mendapatkan uang dan bertahan hidup. Hidupnya penuh pertaruhan. Andaikata, tidak ada kerabatnya, pastilah orang tua susah melepaskan, apalagi dengan status kerja yang belum jelas. Tapi ia ada saudaranya, melalui saudaranya ia bekerja di fabrikasi.

Ia didukung untuk semangat belajar dan meniti karir. Menaiki karir bukan sekedar modal kekuatan fisik saja, butuh ilmu dan semangat belajar untuk meraih karir yang diharapkan. Dari helper, naik ke welder, dan hari ini ia menjadi teknisi NDT.


Teknisi NDT Menggunakan metode UT


Teknisi NDT adalah seorang teknisi yang menguji material (barang) dengan cara diuji tanpa merusak. ringkasnya begitu. Seorang teknisi penguji tanpa merusak yang diuji. Dan masuk dalam departement Quality Control, dan hari ini orang-orang menyebutnya anggota QC tim NDT.

Berangkat dari helper, ia didukung untuk mempelajari teknik memotong baja dan besi, maka dengan bekal statusnya helper ia memasuki kursus pelatihan kerja kelas malam menjadi fitter, tukang memotong dan mengukur barang yang akan nantinya akan diwelding oleh tukang welder.

Tujuan utamanya, tentu naik karir. Bersamaan naik karir, naik juga upahnya. Tentu naik juga jabatannya. Tapi pengetahuan tidak hanya sebatas itu, masih banyak hal-hal yang perlu ditambahkan untuk naik karirnya. Ia semangat untuk mencatat tentang apa yang dikerjakan. Sambil bekerja, perlahan-lahan mengumpulkan ilmu-ilmu dilapangan. Maka ketika waktu terus melaju, uang sudah mulai terkumpul lagi, ia mengambil kursus lagi, mengambil kursus tentu ada bayarannya juga. Terkadang orang enggan mengambil karena biaya. Sudah harus belajar ditambah membiayai, orang2 kadang gak mau ambil resiko. tapi ia didukung oleh kerabat-kerabatnya agar menaiki karir, maka jadilah ia kursus sebagai welder, tukang las. Yang beberapa bulan kemudian, ia benar-benar menjadi tukang las dengan berstatuskan welder.

Orang-orang welder sangat kerap bertemu dengan tim QC, karena memang yang mengawasi hasil adalah orang-orang QC. Seorang welder tentu mengerti kriteria-kriteria cacat lasnya, dan ia semaksimal mungkin menghindari, tapi tetap saja, ditemukan defect welding oleh petugas welding. Alasannya, karena seorang QC adalah orang yang memastikan bahwa tidak ada cacat lasnya, tidak ada sama sekali, maka orang qc sangat membantu petugas welder (sebenarnya ini bekerja sama) untuk mengontrol lebih teliti perihal apa yang sudah dikerjakan.


Perjumpaan dengan QC


Hari-hari dan berbulan-bulan ia bertemu dengan QC, juga mengobrol dengan mereka, walau pun tidak satu departement, tapi dilapangan kerja berjumpa, karena mereka memang satu perusahaan. Dari perjumpaan itu, lama-lama terselip pembicaraan bagaimana menjadi QC, sebuah pembicaraan yang sebenarnya baginya sudah diketahuinya, namun ia ingin mendengar jawaban langsung dari orang yang sudah bekerja secara langsung berkaitan dengan QC.

Syarat menjadi QC welding inspector diperlukan sertifikasi keahliannya dan perlu biaya, ia sudah memikirkan dan menimbangnya, terkumpul dana, akan melaksanakan sertifikasi. Hari-hari ini, melalui catatannya, catatan dari koleksi ia bekerja, ia berusaha menambah pengetahuan tentang QC itu, berserta seluruh jajarannya dalam departemen QC. Maka hari-hari, pikirannya kerap memperhatikan alur gerak dari orang-orang QC.

Syarat yang pertama ialah mengambil sertifikat visual inspection welding, ia akan mengambilnya, lalu ia juga akan mengambil sertifikat NDT, tunggu saja.


Certifikat NDT


Ia hampir memasuki dunia NDT, maka terjadilah obrolan2 ringan dengan tim NDT, tentang apa yang dikerjakan, tentang apa yang didapatkan, juga tentang proses pelaksanaan. Ia tidak mau sekedar jawaban bahwa material itu ditolak atau diterima, ia benar-benar ingin menjadi seorang NDT. 

Ketika welder sudah selesai mengerjakan tugasnya, giliran QC visual akan memeriksa. Jika QC visual sudah menyetujui weldingan, kini tiba giliran tim NDT akan memeriksanya.

Dalam dunia NDT, metodenya banyak, tidak hanya satu metode saja, namun yang umum dipakai ialah Ndt jenis PT, MT, UT dan RI. Tinggal yang mana yang dibutuhkan atau diminta dari pemilik material. Apakah pemilik material meminta PT? Atau yang lainnya. Tujuan utamanya sama, memastikan material tidak adanya Defect (cacat), bila cacat, maka perlu direvisi, bila perlu di welding kembali.


Teknisian NDT


Seorang teknisi NDT bekerja menurut alurnya, menurut permintaannya. Kalau tidak diminta untuk diuji, maka tidak akan diuji. Prosesnya, pihak tim QC akan mengirimkan berkas laporan bahwa jointan (sambungan) yang tertera pada drawing perlu di NDT. Ia mengirimkan draft tentang yang mana akan NTD, lalu supervisor NDT akan mengutus anggotanya untuk mengeceknya. Metodenya, tentu telah ada pada laporan yang dikirim oleh tim QC visual. apakah menggunakan RI, UT, MT, atau PT? Ini tergantung pemintaan. Setelah orang telah memeriksa, maka tinggal menuliskan laporan: point dari laporannya adalah apakah material yang diperiksa itu disetujui atau ditolak. bila ditolak, maka perlu direvisi, bila sangat tidak layak, maka perlu dihancurkan dan disambung ulang. Bila disetujui, tim NDT akan melanjutkan pemeriksaan pada tempat yang berbeda.


2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kronologi EI & Piping Support

Solid Marker Yellow dan Karakter Orang2nya

Preparation For Test Welder Qualified ke Luar Negeri